Sunday, July 24, 2016

Belajar Mendengarkan

Alhamdulillaaah, mulai tahun ajaran ini kepala sekolahnya anak-anak mengadakan kelas parenting untuk orang tua murid dengan mengundang kang Harry, dosen Psikologi UnPad. Setiap pertemuan mengangkat tema berbeda. Yang seru dalam acara ini kang Harry tidak monoton berada di depan sebagai pembicara tapi mengajak para peserta untuk berpartisipasi. Berikut ini rangkuman kelas hari ini: 

Notulensi Sesi Parenting
Hari, tanggal: Minggu, 24 Juli 2016
Tema: Mendengar dan Bertanya
Pembicara: kang Harry

-          - Beberapa masalah pada anak biasanya yang menjadi sumber masalahnya adalah orang tua jadi belajar mengerti perlu dimulai dari belajar memahami pasangan hidup, kemudian memahami anak-anak.
-         -  Kelas dimulai dengan pembagian peserta menjadi beberapa kelompok untuk mendiskusikan pertanyaan berikut:
Berdasarkan pengalaman sehari-hari, perilaku apa yang ditampilkan orang lain yg menunjukkan bahwa orang tsb memahami saya dan apa yang dilakukannya saat tidak memahami saya? Dari hasil diskusi kelompok, muncul indikator-indikator berikut ini:
Mengerti
Tidak mengerti
Kontak mata
Cuek
Kooperatif
Fokus pada diri sendiri
Mau diajak bekerjasama
Berkomentar negative
Mengangguk-angguk
Marah/berteriak
Mendengarkan dengan seksama
Devensife/menghindari diskusi
Cepat tanggap
Melamun
Peka terhadap perilaku orang lain & lingkungan
Ikut bicara
Ada feedback
Enggan melaksanakan yg diperintahkan
Memberi saran
Tidak ada kontak mata
Bertanya lebih dalam
Tidak merespon
Memeluk (pada saat dan cara yg tepat)
Tidak member solusi atau ide
Berusaha menyenangkan hati
Memaksakan kehendak
Berusaha menenangkan
Fokus pada diri sendiri
Bertanya lebih lanjut
Bertanya terus -> bisa jadi enggan mengerti, memang tidak mampu mengerti (ada masalah memori), atau yang berbicara kurang mampu menjelaskan  
Tersenyum tulus: tidak diformat, spontan,
Saat orang lain butuh didengarkan, kita malah minta didengarkan balik.
Contoh: “aku jatuh dari tangga”
dikomentarin: “ah, kayak gitu aja diceritain”

Saat orang lain bercerita, kita malah menyeramahi -> ini menunjukkan ceramahnya lebih berharga dibandingkan mendengarkan
(riset kang Harry: saat remaja Bandung ngga mau menjadikan ortu sebagai tempat curhat karena saat curhat ke ortu tapi malah diceramahin)

Memotong pembicaraan

Selective listening: mendengarkan hanya yang ingin didengarkan

- Menurut kang Harry, 3 fase yang dapat dilakukan untuk memahami orang lain:
1. Attending: hadir sepenuhnya di sini untuk mendengarkanmu
Bisa ditunjukkan dengan perilaku verbal (“ooo, oya?, hmmm”) dan non verbal (tersenyum, open gesture, menghadap yang bersangkutan. Kontak mata hanya perlu dipelihara, tidak disarankan untuk dilakukan terus menerus. Tapi ini sangat tergantung pada nilai yg dianut. Hanya butuh 60-80% kontak mata. Lebih dari 80% adalah pertanda ada salah satu yang ingin mendominasi percakapan tersebut, atau romantic relationship.
2. Touch: sentuhan, pelukan, menyetuh punggung tangan.
3. Nod: anggukan

Proses pemahaman: Attending -> interpreting -> responding

Responding terdiri dari:
-          - Konfirmasi. Kadang mitra bicara kita kurang jelas dalam bicara (contoh: taruh di sana, yang kemarin itu gimana?) oleh karena itu penting dilakukan konfirmasi.
-          - Refleksi: menyampaikan respon berupa hasil pemahaman terhadap pesan yg disampaikan.

-       Catatan penting: 
-          - Ketika seseorang sedang butuh diskusi dan dijawab dengan “terserah” itu menyebalkan.  
-          - Kadang orang hanya perlu didengarkan dan meluapkan emosinya, sehingga ia hanya perlu ditemani sambil diam.
-         -  Kesalahpahaman dalam memahami orang lain bisa jadi disebabkan oleh kegagalan mendengarkan dengan baik atau kesalahan memahami pertanyaan.
Contoh: Mengapa Dina makan lemper? -> dikira “Mengapa dinamakan lemper”
akibat: responnya salah
Begitu salah paham, hindari untuk saling menyalahkan. 
-        -  Mengerti dan menyetujui itu 2 hal yg berbeda. Mengerti tidak harus menyetujui. Yang penting mengerti dulu, setelah itu boleh menyetujui atau tidak asalkan dilandasi oleh pengertian. Misalnya: psikolog memahami pasien ingin bunuh diri, tapi tidak setuju atas (rencana) tindakan tersebut.
        
        Tips: 
1 1. Dalam berusaha mengerti, tundalah penilaian (judgement). Karena hambatan utk memahami orang lain adalah evaluasi dini. Caranya: kritis dulu pada diri sendiri, sadari bahwa sedang (akan) menilai. Kembangkan hipotesa: apakah butuh perhatian? Menguji konsistensi kita? 
   2.  Jika ada yg ngajakin ngomong saat Anda lagi capek: AMBIL JEDA.
   3. Pada saat-saat tertentu, diam mendengarkan lebih berharga dibanding nasehat atau ceramah kita.
   4. Nasehat atau ceramah itu seperti obat: caranya harus tepat, waktunya harus tepat, dosisnya harus pas, tidak boleh kadaluarsa.
   5. Vitamin manusia: pengertian dan penghargaan. 
         
       Tanggapan penghambat percakapan:
Orang lain akan merasa TIDAK DIMENGERTI ketika Anda:
-          - Mengalihkan pembicaraan, menganggap mudah, menyepelekan
-          - Memaksakan pendapat
-          - Mengancam, menakut-nakuti
-          - Menceramahi, memberikan khotbah
-          - Menghakimi, menyalahkan
-          - Mencemooh, membuat malu
-          - Menebak-nebak, sok tahu


Wednesday, April 1, 2015

Melahirkan Bayi Sungsang dengan Tenang

Setelah melahirkan Bimo, anak kedua saya, seorang teman bertanya “jadi kali ini persalinanmu lebih ramah jiwa?” Memang tak mudah menjawab pertanyaannya, tapi bisa diberi Allah kesempatan melahirkan bayi sungsang melalui persalinan normal dan spontan memang bukan hasil yang instan. Setelah diawali dengan minggu-minggu pertama pergolakan batin untuk menerima kehamilan yang tak direncana, akhirnya saya memutuskan untuk bahagia meski sesekali saya juga khawatir akan kerepotan mengurusi 2 balita kerap datang menggoda.

Berbeda dengan kehamilan pertama dulu yang tiap bulan saya ingin lihat bayi saya melalui USG, pada kehamilan kedua saya hanya datang ke dokter untuk USG sekali tiap trimester. Saya lebih banyak menemui bidan untuk periksa kandungan. Saat hamil Almira dulu tiap saya kelelahan, saya mengalami flek-flek. Alhamdulillah saat hamil Bimo, meski saya mengasuh Almira yang super aktif ke sana ke mari kandungan saya baik-baik saja. Bahkan saat saya terpeleset jatuh dari tangga tak ada flek darah yang keluar.

Tantangan yang saya hadapi selama kehamilan kedua justru dalam mengelola emosi saya sendiri. Almira yang sedang memasuki masa “terrible two” sering sekali tantrum: menangis keras tanpa sebab yang jelas, dengan durasi bisa lebih dari satu jam. Emosi saya ikut naik turun, bahkan saya kerap ikut menangis. Hingga suatu hari saya tak sengaja membaca retweetmas Reza Gunawan dari Cheri Huber yang menyebut “back to the breath”.Insight  itu saya coba praktekkan tiap kali emosi memuncak dan malah saya anggap sebagai latihan rileksasi. Kalau dulu saat hamil Almira begitu mudahnya saya meluangkan waktu untuk ikut kelas senam hamil danhypnobirthing, saat hamil Bimo saya tak mungkin menitipkan Almira di rumah dengan orang lain apalagi saat-saat tantrumnya mudah sekali kambuh. Sangat langka sekali kesempatan yang bisa saya ciptakan untuk menyepi, hening sejenak untuk rileksasi, apalagi sampai mendengarkan audio panduan rileksasi hypnobirthing. Kenyataannya baru beberapa detik saja saya sudah tidur karena kelelahan tanpa sempat menanamkan sugesti.

Dengan tak adanya waktu dan kesempatan untuk mengikuti kelas pelatihan apa pun karena tak mudah meninggalkan Almira di rumah, saya juga memutuskan untuk tak boleh tergantung pada kelas atau pelatih untuk belajar rileks, tenang dan fokus. Saya harus melatih diri saya sendiri untuk fokus pada napas saya, kekuatan emosi saya, kapan saja, bahkan saat Almira tantrum dan ketidaknyamanan kandungan sedang mencapai puncaknya.
Saya akui saya merasa sangat obsesif pada persalinan yang pertama. Dengan beberapa birth plan yang akhirnya tak terwujud, saya merasa kecewa. Belajar dari situ, akhirnya saya memutuskan untuk tak membuat syarat “saya hanya akan tenang dan merasa nyaman jika saya melahirkan di A, dengan dibantu oleh B dengan cara C “. Alfabet punya 26 huruf, jadi jika rencana A gagal masih ada 25 huruf lainnya. Saya belajar untuk berdamai dengan rencana-rencana saya sendiri. Jadi beberapa birth plan yang sudah saya buat, saya coret sendiri satu per satu.

Rencana A: Melahirkan di sebuah klinik pro gentle birth di Bandung. Saya coret.  Karena saat hari perkiraan lahir (HPL) kemungkinan besar suami saya sedang berada di luar negeri, maka akhirnya saya dititipkan ke rumah orang tua saya di Jogja.

Rencana B: Melahirkan di rumah orang tua dengan dibantu bidan. Ibu saya tidak setuju. Tak mungkin saya melawan orang tua. Apalagi saya akan butuh pertolongan mereka nantinya saat melahirkan dalam kondisi suami sedang jauh.

Rencana C: Melahirkan di klinik pro gentle birth di Klaten. Saya coret juga rencana yang ini karena kasihan kalau orang tua saya harus bolak-balik Jogja-Klaten padahal saya kemungkinan besar harus menitipkan Almira pada mereka sedangkan ada kemungkinan pula Almira maunya sering-sering ketemu bundanya.

Rencana D: Melahirkan di Rumah Sakit Bersalin (RSB) paling homy di Jogja dan pro ASI eksklusif. Awalnya saya harus melakukan negosiasi dengan suami berhari-hari karena beliau lebih cenderung ingin saya melahirkan di Rumah Sakit Umum (RSU). Alasannya, kalau ada keperluan emergencyperalatannya sudah lebih lengkap. Sedangkan alasan keberatan saya adalah kemungkinan besar Almira akan ikut menginap padahal RSU berisi tak hanya pasien yang melahirkan tapi juga pasien-pasien lain dengan berragam penyakit. Analisis risiko-manfaat kami lakukan dari sudut pandang yang berbeda.

Setelah beberapa minggu akhirnya suami saya luluh juga pada pilihan saya: Rumah sakit bersalin yang (tampak) paling nyaman, tidak terlalu ramai,paling dekat dengan rumah orang tua saya dan di sana berpraktek dr. Anisa, sp.OG, dokter kandungan yang sudah direkomendasikan ibu dan sepupu saya. Konon menurut mereka, dokter senior yang membantu persalinan mereka ini sangat mengutamakan persalinan normal dan tidak melakukan pemeriksaan USG jika memang tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sayangnya saat pulang ke Jogja usia kandungan saya sudah mendekati HPL. Pada kunjungan pertama ke RSB saya gagal bertemu dr.Anisa karena beliau ke luar kota. Baru pada kunjungan kedua saya bisa bertemu beliau. Karena saya pikir bisa jadi itu pertemuan kami terakhir di ruang praktek sebelum kami bertemu lagi di ruang bersalin, maka saya putuskan untuk melupakan rencana mengenai penundaan tali pusar, burning cord clampdan menolak litotomi. Daripada kesempatan konsultasi tersebut saya gunakan untuk langsung menyampaikan proposal-proposal mengenai birth plan, akhirnya saya building rapport : membangun kedekatan dengan mengajak beliau mengobrol hal-hal yang lebih netral seperti topik mengenai keluarga. Setelah obrolan tersebut saya baru menyampaikan harapan saya agar beliau nantinya membantu untuk bisa melahirkan secara normal jika memang dimungkinkan.

Mungkin karena sudah terlatih untuk bisa fokus dan bernapas rileks kapan saja, maka saat kontraksi datang setelah sholat subuh, saya masih bisa mandi dan memandikan Almira, masih tenang untuk mengudap kurma sebagai tambahan tenaga, minum air putih dan cairan isotonik yang cukup. Kemajuan persalinan saya cukup bagus. Pukul 04.45 saya mulai melihat bercak darah di celana dalam saya, jam 05.00 saya mulai kontraksi, jam 07.00 sesampainya di Rumah Sakit Bersalin ternyata sudah pembukaan 8. Sambil menunggu dokter yang sedang membantu persalinan pasien lain yang lebih urgent, saya masih menikmati pelvic rocking sambil berpegangan tepian ranjang.

Karena sudah pernah melahirkan, jadi saat merasakan ketuban akan pecah, saya panggil bidan untuk menyiapkan alas. Setelah itu di ranjang tindakan, saat VT (periksa dalam) yang kedua bidan yang membantu dokter kaget karena ternyata yang terraba adalah KAKI, bukan kepala. Dokter kandungan tak kalah kaget karena pemeriksaan terakhir seminggu sebelumnya kepala bayi saya sudah masuk panggul. Bahkan VT yang pertama pun dokter belum menyadari posisi kaki bayi yang berada di bawah. Untungnya dengan wajah optimis, dokter saya mengatakan “Insya Allah bisa normal kok karena bayinya kecil. Nanti episiotomi saja.” Kaget memang, karena tak sedikit pun pernah terbersit mengenai kemungkinan melahirkan bayi sungsang. Jadi sama sekali saya belum punya referensi. Tapi karena saat itu sudah pecah ketuban dan pembukaan hampir lengkap, tak mungkin saya mendadakgoogling meski setengah jam sebelumnya masih sempat update status di Facebook “Sudah bukaan delapan”.

Saya tidak anti episiotomi karena sejak awal saya memang sudah mempersiapkan diri untuk menerima segala intervensi medis jika memang diperlukan. Saya juga memutuskan secara sadar untuk melahirkan dengan posisi terlentang jika memang itu memudahkan dokter dalam mengeluarkan bayi saya, apalagi nanti kakinya dulu yang akan keluar. “Bantu bunda ya Nak. Kita mohon pertolongan pada Allah.” Itu yang saya sampaikan pada bayi saya di dalam perut. Dalam masa-masa penantian pembukaan lengkap, saya memilih terus fokus untuk bernapas rileks. Tiap gelombang kontraksi datang, saya menenangkan diri sendiri sambil mengobrol dengan bayi saya “Ayo cari jalan ya Nak.” Ibu saya yang menemani juga saya minta untuk mengusap punggung agar hormone endorphine makin banyak, dan memijat di titik antara jempol dan telunjuk sebagai induksi alami. Sampai akhirnya pembukaan lengkap dan naluri saya merasa bahwa saya perlu mengejan.

Sebelum membantu mengeluarkan bayi saya, dr. Anisa memimpin kami semua yang ada di ruang bersalin untuk membaca surat Al-Fatihah. Tak semudah melahirkan Almira yang keluar kepala dahulu, untuk melahirkan adiknya yang muncul kaki dahulu saya perlu mengejan beberapa kali lebih banyak dengan tenaga beberapa kali lebih besar. Saat mengejan, sekali waktu saya sempat berteriak. Untung saja bidan mengingatkan untuk tetap tenang agar tenaga bisa dihemat. Kata ibu saya yang menemani saat itu, kaki bayi keluar dahulu satu per satu, dilanjutkan tangannya satu per satu, yang terakhir baru mengeluarkan kepalanya.

Indah sekali saat akhirnya Bimo ditelungkupkan di dada saya. Saat inisiasi menyusui dini, ASI saya pun langsung keluar meski Bimo belum bisa langsung menyusu saat itu juga. Senang sekali saya tak salah pilih RSB yang memberi saya waktu untuk berdua saja dengan bayi saya di ranjang bersalin tanpa memburu-buru untuk pindah ke ruang perawatan. Setelah 3 jam baru Bimo bisa menyusu dengan lancar.

Alhamdulillah berat Bimo saat lahir 3,1 kilogram jadi tak terlalu besar untuk dilahirkan melalui vagina meski posisinya sungsang. Soal diet selama kehamilan saya memang cukup ketat terutama di minggu-minggu terakhir. Karena tak mudah meninggalkan nasi, jadi saya memilih untuk tidak mengonsumsi makanan dan minuman yang mengandung gula putih agar penambahan berat badan janin tidak cukup drastis. Saya juga memperbanyak konsumsi buah dan sayur mengingat paska persalinan sebelumnya saya mengalami sembelit yang tidak nyaman.             

Setelah 11 bulan berlalu saya masih bersyukur bahwa setelah lahir hingga kini Bimo masih setenang dulu ketika masih di perut saya, tak banyak merepotkan bundanya. Sejak lahir dia juga tak pernah begadang. Bahkan dia bisa tidur sendiri tanpa perlu disusui dan digendong jika perutnya sudah kenyang dengan ASI. Seakan-akan dia mengerti bundanya juga perlu mengurusi kakak Almira.

Kehadiran Bimo membuat saya belajar lagi. Pertama, salah satu proses pemberdayaan diri yang penting adalah belajar pengelolaan emosi yang ternyata masih dan akan terus saya butuhkan bahkan setelah anak-anak lahir. Kedua, saya belajar untuk mengatasi kekhawatiran saya sendiri, belajar menerima situasi dan kondisi. Di saat-saat genting tanpa referensi, Bimo yang ternyata memilih posisi sungsang mengingatkan saya kembali arti berserah diri pada Allah. Manusia berrencana dan berusaha, tapi Allah Maha Berkuasa untuk Memampukan dan Mengijinkan dengan cara-Nya.

(Tulisan ini masuk dalam 10 besar nominasi cerita terfavorit dalam Lomba Menulis tahun 2013 di grup  FB Gentle Birth Untuk Semua)

Wednesday, July 16, 2014

Membangun Generasi Penerus Indonesia Yang Sehat dan Mandiri dari Rumah


Asisten Rumah Tangga (ART) saya punya anak berusia 5 tahun bernama Riko (bukan nama sebenarnya). Karena sebulan lebih Riko menderita batuk yang tak kunjung sembuh, saya berinisiatif membawa Riko dan ibunya ke Puskesmas dekat rumah untuk diperiksa dokter. Sesampainya di Puskesmas, dokter bertanya:
Dokter (D) : “Suka jajan sembarangan ya?”
ART: “Iya pak Dokter, sukanya es, permen, coklat, makanan ringan. Susah dikasih tau, Dok.”
D: “Loh, seharusnya Ibu yang mengatur anak. Bukan anak yang mengatur ibu.”

ZAT BERBAHAYA PADA JAJANAN ANAK-ANAK

Cerita di atas merupakan potret sebagian anak Indonesia. Menurut data BPOM Sahabat Ibu, Sebanyak 99% anak sekolah selalu jajan. Padahal sebanyak 59% - 70% jajanan di lingkungan tidak higienis. Di antara mereka tanpa dibekali pengetahuan yang cukup dan kebijaksanaan yang rendah dari orang tua seringkali jajan sembarangan sepulang sekolah. Fakta pahit ini dimanfaatkan betul bagi para pihak-pihak yang tak bertanggung jawab sebagai lahan untuk mengeruk keuntungan. Jajanan tidak sehat menjadi mudah ditemui di dekat rumah, kantin sekolah, hingga penjaja makanan dan minuman di pinggir jalan.  Daya tarik makanan-makanan tak layak konsumsi terletak pada warna yang mencolok, rasa yang sangat manis atau gurih. Tanpa anak-anak ketahui sesungguhnya dibalik jajanan tersebut terdapat banyak zat kimia berbahaya yang menghambat tumbuh kembang dan merugikan tubuh mereka, seperti:
  • Sakarin (pemanis buatan) : dalam jumlah banyak menyebabkan makanan menjadi pahit, konsumennya akan mengalami sakit kepala dan migrain, serta berrisiko mencetus tumor di kandung kemih.
  • Siklamat (pemanis buatan) : bersifat memicu kanker (karsinogenik) dan menyebabkan gangguan sistem pencernaan, khususnya pembentukan zat dalam sel
  • Penyedap rasa MSG (Monosodium Glutamat) : menyebabkan kerusakan beberapa sel saraf di dalam bagian otak (hypothalamus) bayi, merusak jaringan lemak, meningkatkan risiko kanker dan penyakit ginjal.
  • Formalin (pengawet non makanan dan disinfektan) : menyebabkan kerusakan hati, limpa, jantung, otak dan sistem saraf pusat.
  • Rhodamin B (pewarna tekstil dan kertas) : meningkatkan risiko kanker hati dan gangguan pencernaan.
  • Metanil yellow (pewarna tekstil dan cat) : meningkatkan risiko kanker.
ANCAMAN GANGGUAN KESEHATAN
Batuk berkepanjangan yang dialami Riko adalah salah satu akibat dari jajanan yang tidak sehat. Seperti yang disampaikan dr. Avie Andriyani pada situs ini, batuk hanya lah akibat jangka pendek yang bisa ditimbulkan, seperti juga pusing, mual, muntah dan diare. Zat tambahan berbahaya pada jajanan jika dikonsumsi berlebihan dan terus-menerus akan terakumulasi di dalam tubuh anak-anak dapat menimbulkan gangguan kesehatan yang serius seperti kerusakan pada hati, otak, jantung, limpa, saluran cerna, sistem saraf pusat, dan bahkan bisa memicu terjadinya kanker. 
 Akibatnya permasalah kesehatan sering hingga di tubuh mereka dan menambah panjang “lingkaran setan” kemiskinan yang bisa jadi masalah serius bagi masa depan Indonesia: 

MARI MENJADI “SUPERHERO” BAGI ANAK-ANAK KITA
1.      Orang tua memberi keteladanan mengenai kecintaan pada makanan buatan ibu di rumah
Dalam peluncuran program kampanye “Aku Anak Sehat”, psikolog Dr. Rose Mini A. P. M. Psi yang akrab di panggil Bunda Romi menjelaskan bahwa orang tua dan guru berperan sangat penting dalam membentuk karakter hidup bersih, sehat dan mandiri pada anak karena mereka adalah orang terdekat yang dijadikan panutan bagi anak-anak.

2.      Orang tua memberi pengetahuan mengenai makanan sehat yang baik untuk dikonsumsi dan makanan mana yang harus dihindari. Berikut ini cara-cara yang kami lakukan:
-          Mendampingi anak saat menonton TV termasuk saat menonton iklan. Beri penjelasan mengenai makanan mana yang boleh dikonsumsi.
-          Dengan membaca buku bersama-sama terutama buku-buku mengenai sayur dan buah untuk menyampaikan kebaikan bahan makanan tersebut bagi kesehatan
-          Melibatkan anak-anak dalam kegiatan memasak terutama yang tidak berbahaya, misalnya mencuci sayuran, mengupas wortel dengan alat pengupas yang tidak tajam.
-          Mengajak berbelanja di pasar atau supermarket untuk memperkenalkan bahan-bahan makanan sehat. Sesekali anak-anak juga boleh membeli makanan buatan pabrik dengan panduan orang tua, misalnya: pilih yang kemasannya tertutup, perhatikan tanggal kadaluarsa, ijin BPOM dan label halal. Posisikan tempat berbelanja sebagai wahana edukasi bukan sarana hiburan bagi anak. Sebelum pergi buat kesepakatan mengenai apa saja yang akan dibeli.
-          Saya bukan orang tua yang tak pernah mengajak jajan sama sekali. Kadang lidah anak-anak juga perlu diajari untuk terbuka terhadap cita rasa baru yang belum pernah dia coba. Namun biasanya saya juga memberi pengertian sebelumnya bahwa jajan hanya boleh dilakukan sesekali saja (bukan untuk menjadi kebiasaan) dalam porsi secukupnya, tidak berlebihan dan hanya makanan yang sehat saja yang boleh dibeli.
  
3.      Orang tua membangun kebiasan makan yang baik bagi anak
Saya dan suami sepakat bahwa lima tahun pertama anak-anak adalah masapaling penting untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan yang akan terus mereka terapkan hingga dewasa. Salah satu kebiasaan baik yang kami coba bangun di keluarga kami adalah dalam hal makan dengan 7 value utama:
-          berdoa sebelum dan sesudah makan
-          makan dengan “sadar”: sambil duduk dan tidak sambil menonton televisi
-          makan dengan mulut tertutup sehingga tidak bersuara
-          menjaga kebersihan tangan dan tempat makan
§         biasanya sebelum makan anak-anak saya ajak untuk mencuci tangan dengan sabun di bawah alir yang mengalir. Kadang-kadang disisipi pesan positif de ngan menyanyi bersama lagu “Sebelum kita makan dik, cuci tanganmu dulu. Menjaga kebersihan dik, untuk kesehatanmu."
-          makan secukupnya, tidak berlebihan
§         Sejak berusia 3,5 tahun Almira sudah mulai bisa mengambil makanan sendiri lauk dan sayur dari panci serta nasi dari magic jar. Biasanya saya berpesan “ambillah secukupnya yang sekiranya akan kamu habiskan.”
-          belajar makan sendiri sejak dini
§         Sejak berusia 6 bulan dengan menerapkan Baby-Led Weaning saya tak hanya mengajarkan pada anak-anak mengenai pentingnya makan dengan ”sadar” (mindful), menikmati momen makan makanan sehat, tetapi juga kemandirian. 
Almira sejak umur 6 bulan sudah dibiasakan makan "finger food" sendiri
- makan makanan sehat yang diolah dengan tepat
§         Saya yakin jika lidah kita terbiasa makan makanan sehat, termasuk minim gula dan garam, maka lidah kita akan peka terhadap zat tambahan makanan yang tidak sehat. Contohnya saya yang tidak terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman manis dengan gula putih menjadi sangat sensitif terhadap cake manis buatan toko roti, meski dengan gula asli sekali pun. Harapan saya dengan membiasakan mengolah sendiri makanan yang disajikan bagi anak-anak, kita bisa mengontrol sebrapa tingkat manis dan gurihnya untuk melatih lidah anak-anak.

Selain 7 nilai utama di atas, “jajan” bagi kami bukan lah bentuk pengalih perhatian saat anak rewel. Karena jika tiap kali mereka menangis rewel lalu kami membawanya jajan maka pola tersebut akan terbentuk dan anak akan menggunakan tangisannya sebagai senjata untuk meminta apapun yang dia inginkan, bukan hanya jajanan.
Makanan dalam kemasan atau jajanan juga tak pernah kami jadikan reward untuk membujuk anak-anak agar mau makan. Kami ingin mengajak anak makan karena tubuh mereka membutuhkannya, bukan semata-mata agar target yang kami tetapkan tercapai.
4.      Bagaimana agar tidak jajan di sekolah?
-          Sebelum berangkat sekolah
-          Dengan menyiapkan bekal dari rumah, kita tahu betul apa yang terkandung di dalam makanan yang dimakan anak selama di sekolah

Almira saat travelling naik kereta ke Jogja membawa bekal makanan menggunakan wadah Tupperware
§         TIPS: Sifat makanan berikut ini akan menambah cita rasa sajian makanan tapi perlu ditambah bahan kimia lagi:
- Pemanis alami: biasanya untuk makanan yang mengandung bahan berikut ini saya tak perlu menambah gula lagi atau dalam jumlah yang minim sekali: ubi, beet, jagung manis, wortel.
- Pewarna alami: makanan berikut ini bisa memberi warna menarik tanpa harus  ditambah pewarna makanan lagi:
merah : beet root ; oranye : wortel ; hijau : pandan ; jagung : kuning.
- Penyedap rasa alami: bawang putih, bawang merah, merica, gula+garam.

Memasak bekal memang tantangan bagi para ibu untuk memasak sajian yang tak kalah enak dibanding jajanan di sekolah. Ibu-ibu bisa googling resep masakan terutama untuk menu-menu yang proses memasaknya cepat, misalnya menu-menu yang bisa disiapkan sekaligus banyak dan bisa dibekukan (frozen food) seperti nugget dan bakso buatan sendiri. Beberapa resep bekal sehat dan praktis bisa Anda contek dari resep saya di sini. Bahkan buah pun bisa menjadi alternatif bekal sehat bagi anak. 
-          Bekal dari rumah jika dikemas dengan wadah yang tepat akan tetap terjaga kebersihannya.
§         TIPS MEMILIH WADAH MAKANAN YANG BAIK:
a.      Jika memilih kemasan plastic, pastikan terdapat logo food grade yang aman digunakan sebagai penyimpan makanan. 

b.      Pilih kemasan yang menyantumkan merek dan pastikan merek tersebut memiliki reputasi yang baik.
c.       Jangan tergiur kemasan makanan yang murah. Tupperware meskipun harganya sedikit lebih mahal dibanding harga kemasan plastic yang dijual di pasar dan supermarket namun memiliki garansi seumur hidup jika terjadi kerusakan. Lebih jauh mengenai garansi bisa dibaca di sini 
 
5.      Pendidikan finansial sejak dini
Permasalahan jajan pada juga berkaitan erat dengan pendidikan finansial bagi anak-anak. Orang tua bisa mengajarkan kebiasaan baik mengenai keuangan pada anak sejak dini untuk bijak menggunakan uang, misalnya:
-          Jangan biasakan memberi uang jajan pada anak, terutama bagi anak yang masih sangat kecil. Namun saya juga sesekali mengajak anak-anak ke warung untuk memberi pengalaman bagaimana cara bertransaksi dengan santun.
-          Berikan celengan agar anak gemar menabung. Ajarkan mereka menggunakan kemasan bekas dan tak perlu membeli celengan baru, misalnya botol air mineral atau kaleng biskuit. Jika celengan sudah penuh, buka bersama anak dan gunakan uangnya untuk membeli barang-barang bermanfaat yang memang diperlukan, misalnya peralatan sekolah atau buku.
-          Tiap ke masjid atau melihat kotak infak, biasanya saya mengajak Almira untuk “menabung amal” dengan memasukkan uang ke kotak infak. Cara ini dapat digunakan untuk menjelaskan pada anak bahwa uang yang dimasukkan tersebut nantinya digunakan untuk orang-orang yang lebih membutuhkan, sehingga tidak seharusnya kita berbuat boros.

Anak-anak Indonesia merupakan aset penting bagi pembangunan di masa depan. Mereka tak hanya perlu berbudi pekerti luhur, namun untuk terus produktif dan berprestasi perlu selalu sehat lahir dan batin hingga mereka tua nanti. Maka sebagai orang tua kita memiliki tanggung jawab untuk memberi teladan sekaligus membimbing anak-anak agar memiliki kebiasaan baik sejak kecil yang berkaitan dengan sanitasi dan menjaga kesehatan diri secara sadar dan mandiri. Untuk membangun masyarakat sehat, mari kita mulai dari diri sendiri dan keluarga kita.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba blog Tupperware “Aku Anak Sehat”.
Semoga bermanfaat :) 


Tuesday, July 15, 2014

Resep Sarapan dan Bekal Praktis

Ketiga resep berikut ini pernah saya ikut sertakan dalam TUM Contest dan salah satu resepnya jadi juara PERTAMA: 

Menu sarapan selain harus bergizi juga harus praktis, mudah dibuat, dan karena sering disantap di mobil dalam perjalan menuju sekolah Almira dan kantor ayahnya, jadi harus disajikan dalam potongan-potongan sekali "hap". Maka resep-resep berikut ini lah jawabannya:

SANDWICH SUSHI ROLL
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj9FliH3NQfdW4ZyV53Xjns8JLM_HquLwLff1zPq53NXEKcTj996zNKL76b2NLeVsBB7GtnkAd61gGfxgLzzPYdLSYfKgkIXVm9QDLYv34tSuGBU4dnsG_Prw7s-f-6w3uRzwUmLO-OyI4/w336-h448-no/Sandwich+Sushi.jpg
Bahan:
  • 2 lembar Roti tawar, sisihkan pinggirannya
  • 1 lembar Keju Kraft singles
  • 1 lembar selada segar
  • 2 potong wortel
  • 1 sdt minyak zaitun
Cara membuat:
  1. Kupas wortel, potong selebar roti lalu bagi menjadi 4, rebus kurang lebih 1 menit saja setelah air mendidih.
  2. 2 lembar roti tawar dibuat saling tumpang tindih seperti gambar (1) lalu satukan dengan cara ditekan-tekan, kemudian digilas dengan gelas hingga pipih seperti pada gambar (2)
  3. Tata selada, keju, wortel, dan di ujung diberi 1 potong tepian roti, beri ruang kosong agar setelah digulung isinya tidak luber keluar seperti pada gambar (3)
  4. gulung roti sambil agak ditekan. sampai di ujung lem pinggiran roti dengan potongan roti yang memanjang tadi dengan minyak zaitun sambil agak ditekan (gambar 5)
  5. potong roti selebar kurang lebih 5 cm.
  6. tata di kotak makanan.

Estimasti total waktu:
6 menit.
NB: proses (2) hingga (4) dapat dibantu anak-anak di atas 2 taun

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjjBL20RAeBG0L38f4kB2zepK9zjVrZMFN_y2a8a9LQnmUbe3UCs85w5518IJ-ivaP80xkNaqoVm7gI7glCLFeDOjEpSy1Q7a23dD1LCGsUKzQTSygnMP6sMuoWatgMllXbTjGjW2GejrE/w359-h510-no/apple+dates+the+cheese.jpg
"Apple Dates The Cheese"
Bahan:
90 gram keju cheddar Kraft (atau 1/2 blok), parut, bagi 2 
5-6 lembar roti tawar, sisihkan pinggirannya
1 buah apel, potong dadu
2 cm kayu manis batangan
5 butir kurma, buang bijinya, cincang halus
1 butir telur, kocok dengan garpu sudah cukup
3 sendok makan air putih
Cara memasak:
- panaskan oven terlebih dahulu dengan temperatur 190 derajat celcius selama 15 menit.
- pipihkan roti tawar dengan gelas
- rebus air dan kayu manis di wajan anti lengket dengan, masukkan kurma, apel dan parutan keju, aduk hingga tercampur dan air habis, matikan kompor. buang kayu manisnya
- letakkan adonan sesendok makan ke atas roti tawar, gulung seperti amplop, mirip menggulung risoles
- celupkan gulungan "amplop" ke kocokan telur, lalu lumuri dengan keju parut di seluruh permukaan.
- beri margarin di loyang sebelum ditata gulungan "amplop"
- setelah oven panas, masukkan adonan, atur di suhu 190 derajat celcius selama 20 menit dengan api bawah. Lima menit sebelum selesai, atur oven dengan api atas & bawah agar bagian atas adonan lebih garing.
Komentar keluarga saya: Eenak bangeett..
Silakan dicoba juga ya big_smile
NB: jika ingin menyajikan resep ini di hari yang sibuk, persiapkan terlebih dahulu adonannya pada malam sebelumnya lalu simpan di freezer. Pada pagi di hari berikutnya tinggal memanggang saja. Kalau tidak ada oven, bisa juga menggunakan double pan.


CHEESE COOKIES
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_dj6CMb9I0DKYj3TZ3h2Z-cs-v6O2nr0Z9Sjzf_ipEXqRQZlGTcdo5oOa9BygG585duMsmvdo8r2QmpicqO-KSGrCeqTvK0ceC2C92jrZU2cSGfSc6KbLsTeFCfWfDvtr4sW5uF6Xuus/w220-h448-no/cheese+cookies-s.jpg
Resep ini masih serupa dengan resep sebelumnya yang mengusung prinsip: bergizi, praktis, mudah dibuat, dan disajikan dalam potongan-potongan sekali "hap". Bedanya, resep yang ini rasanya sedikit manis dan memanfaatkan "limbah" tepian roti tawar yang tidak terpakai dari resep Sandwich Sushi Roll dan Apple Dates The Cheese.
Bahan:
  • tepian roti tawar yang tidak terpakai dari resep sebelumnya (Sandwich Sushi Roll), potong dadu
  • keju Kraft Cheddar, parut (sebagian untuk isian, sebagian untuk topping
  • 1 sdt flax seed (biji rami) bubuk
  • 1 butir telur ayam kampung
  • kismis untuk topping   
  • 1 sendok teh gula palem bubuk (bisa diganti gula pasir)
Cara membuat:
  1. Kocok telur dengan garpu
  2. masukkan flax seed, gula palem bubuk, parutan keju dan potongan roti tawar dan kismis ,campur aduk.
  3. panaskan oven atau double pan, tata adonan menggunakan sendok makan menjadi bulatan-bulatan berdiameter kurang lebih 6-8 cm, namun sisihkan kismisnya.
  4. letakkan taburan keju di atas masing-masing adonan, agak ditekan, terakhir letakkan kismisnya yang sudah berlumuran telur tadi agar lengket dengan topping kejunya.
  5. panggang dengan api kecil kira-kira 10 menit
Hasilnya ngga se-crunchy cookies pada umumnya sih.tp luarnya garing,dalemnya lembut.
Estimasi waktu pengerjaan: 15 menit
Semua proses bisa dibantu anak-anak di atas 2 tahun.



Sunday, July 6, 2014

Tips Hemat Di Bulan Ramadhan Yang Penuh Berkat


Tips Belanja Hemat:
1.     Amati katalog promo supermarket besar (bisa diintip di google). Pilih supermarket yang gedungnya bukan berada di dalam mall karena cenderung menggoda Anda membeli barang-barang yang tadinya tidak Anda rencanakan untuk dibeli.
2.     Selagi promo, timbun produk-produk yang masa kadaluarsanya lama (seperti deterjen dan sabun cuci piring).
3.     Pilihlah private brand (produk yang merknya dilabeli oleh supermarket) yang lebih murah untuk produk-produk tertentu, misal tisu gulung dan gula pasir.
4.     Buat daftar menu seminggu yang menjadi acuan daftar belanja.
5.     Batasi waktu belanja selama 15-20 menit. Belanja tak terbatas waktu membuat Anda melihat-melihat rak etalase, lalu rawan membeli barang yang tadinya tak ada di daftar belanja.
6.     Rakit parcel lebaran sendiri, lebih murah dibanding beli parcel yang sudah jadi.
7.     Jika ingin buka puasa di luar bersama keluarga, cari resto yang sedang promo dengan kartu kredit atau dari situs-situs promo.
8.     Lebaran tak selalu berarti beli baju baru. Padu padan baju di lemari atau berani berkesperimen untuk mendaur ulang 2 baju yang paling jarang dipakai dan serasi menjadi 1 baju baru. Serahkan pada penjahit dengan rancangan dari Anda. Mau lebih hemat? Tambahkan aksen obi di pinggang atau korsase besar pada baju lama.
9.     Bawa bekal minum dan makan untuk perjalanan mudik.
10.  Gunakan internet banking atau mobile banking yang menghemat waktu dan BBM untuk mengirim uang/membeli pulsa/membayar tagihan. Layanan finansial pun dapat dilakukan di www.cekaja.com .

Tips Dapur Hemat:
1.     Hemat gas untuk memasak: Buat menu-menu “2 in 1”, sayur dan lauk jadi satu, misalnya sop, tomyam, asem-asem, rawon. Pada asem-asem misalnya, selain sayuran juga bisa sekalian ditambah potongan daging dan tahu.
2.     Buat bumbu dasar merah, kuning dan putih (Resepnya bisa ditemukan di google) yang bisa Anda simpan di kulkas sehingga menghemat waktu Anda dalam mengolah makanan terutama saat sahur dan menghemat pengeluaran untuk membeli bumbu instan.  
3.     Masak lauk instan sendiri: lebih sehat, lebih hemat. Contoh: abon, nugget, rolade, kering tempe. Buat sekalian banyak.
4.     Hemat minyak goreng: masak lauk dengan metode kukus atau panggang. Bahkan membuat bakwan dan perkedel pun saya menggunakan double pan tanpa minyak.
5.     Buat simple syrup sendiri: didihkan gula putih atau gula aren dengan daun pandan. Simpan di kulkas.
6.     Encerkan sabun cuci piring pada kemasan terpisah, lebih bagus dengan kemasan “pump” yang mencegah cairan keluar berlebihan.

Tips Hemat Energi
1.     Hemat air: tampung air bekas air wudhu, bekas cuci baju, bekas cuci piring. Gunakan untuk mengguyur kloset setelah buang air kecil atau menyiram tanaman.
2.     Hemat listrik: bagi Anda yang menjalani solat Tarawih di rumah seperti saya karena masih punya balita, coba lakukan di malam hari setelah anak-anak tidur, lalu matikan semua lampu di dalam rumah. Insya Allah lebih khusyuk.
Setelah solat Subuh matikan semua lampu di rumah termasuk lampu luar. Apalagi kalau Anda akan tidur lagi :D
3.     Hemat kuota internet: unduh aplikasi Quran di HP android Anda lalu gunakan waktu luang untuk tadarus. Selain mencegah Anda menyebarkan black campaign pilpres, Anda juga akan hemat quota internet.

Tulisan ini diikutsertakan dalam lomba menulis www.cekaja.com
Jumlah kata: 500 kata

Karena tips yang diikutkan lomba hanya terbatas maksimal 500 kata, tips-tips hemat ala keluarga kami lainnya dapat Anda baca di http://adhya-larasati.blogspot.com/2014/07/tips-hemat-energi-ramah-lingkungan-ala.html

NB: Warren Buffet, salah satu orang terkaya di dunia berpesan “hiduplah sederhana sebagaimana dirimu sendiri.” Tak cukup hidup sederhana, ia juga mengajarkan manusia untuk berinvestasi. Pelajari dan temukan investasi yang paling sesuai dengan diri Anda di www.cekaja.com . Satu lagi yang tak kalah penting adalah sedekah, seperti firman Allah “'Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezki bagi siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan menyempitkan bagi (siapa yang dikehendaki-Nya). Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya. Dan Dia lah Pemberi rezki yang sebaik-baiknya." (Saba 34:39).